Bagian dari Kredit Mata Kuliah, Ini Daftar Program Merdeka Belajar

Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang dicanangkan Nadiem sudah mulai berjalan. Terdapat banyak ragam pilihan dalam program yang memungkinkan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan bidang profesi yang ingin ditekuninya setelah lulus.

Dilansir dari laman kampusmerdeka.kemdikbud.go.id, program MBKM tersebut memungkinkan mahasiswa untuk mengikuti berbagai pilihan kegiatan mulai dari program kuliah di lintas prodi baik di dalam dan luar kampus, pelatihan kewirausahaan, magang perusahaan, ikut berbagai projek dan perlombaan, pertukaran mahasiswa, ikut kegiatan aksi kemanusiaan, mengabdi sebagai pengajar, atau melaksanakan KKN membangun desa selama 6 bulan. Kegiatan tersebut nantinya diakui sebagai bagian dari kredit mata kuliah yang dimasukkan dalam transkrip nilai ijazah.

Dikutip dari laman ugm.ac.id, Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek RI, Prof. Ir. Nizam M.Sc., Ph.D., mengatakan program Merdeka Belajar memberi ruang bagi mahasiswa untuk menggali potensi dirinya untuk selalu bersemangat meraih cita-cita.

Sebab, dalam program kampus merdeka, mahasiswa selain belajar dalam kelas, mereka berkesempatan belajar di laboratorium dan workshop serta belajar di kampus kehidupan sebagai dunia yang akan dimasukinya kelak. Nizam mengatakan bahwa meskipun program ini tidak menambah masa studi mahasiswa, namun program ini dapat memperkuat kompetensi mahasiswa.

Kuliah lintas prodi ini menurut Nizam akan menambah pengetahuan dan kompetensi mahasiswa terhadap hal-hal yang ingin ia pelajari di luar prodi. Ia mencontohkan misalnya mahasiswa yang ingin menjadi pengusaha di teknologi informasi ia bisa juga mempelajari soal bisnis, marketing hingga komunikasi di fakultas lain. “Harapannya mereka punya fondasi lebih pas sesuai dengan yang dicita-citakan,”kata Nizam seperti dikutip oleh Tempo dari laman ugm.ac.id, Jumat 6 Agustus 2021.

Selain kuliah lintas prodi, mahasiswa juga bisa ikut program pertukaran mahasiswa atau kuliah di luar kampusnya sehingga si mahasiswa bisa mengenal mahasiswa di kampus lain dan mengenal potensi sumber daya yang dimiliki daerah tersebut.

Tidak hanya itu, ada program magang kerja di industri maupun lembaga yang memungkinkan mahasiswa bisa menekuni bidang tertentu yang disukainya. Nizam juga mengajak mahasiswa untuk berkesempatan menjadi pengajar di pelosok negeri dengan mengikuti program Kampus Mengajar dimana saat ini ada 35 ribu mahasiswa yang mengikuti program tersebut.

Menurut Nizam, keikutsertaan mahasiswa dalam MBKM ini diharapkan akan menghasilkan lulusan dengan kemampuan SDM yang unggul melalui peningkatan capaian pembelajaran lulusan baik dari sisi hardskill, softskill dan social skill.

Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbud Ristek, Wikan Sakarinto, Ph.D., mengatakan mahasiswa yang kuliah di pendidikan vokasi setelah lulus nantinya tidak hanya bekerja dengan hanya mengandalkan ijazah, namun menyertakan kompetensinya terkait pengalaman yang sudah ia pernah lakukan. Oleh karena itu, pihaknya juga mendorong munculnya lulusan yang lebih banyak terjun jadi wirausaha.

“Di program vokasi, kita dorong lahirnya wirausaha yang hebat. Hampir 90 persen dana di dunia ini diperebutkan oleh 10 persen wirausaha sehingga kesempatan besar di wirausaha meski risikonya juga besar,”kata Wikan seperti dikutip oleh Tempo dari laman ugm.ac.id, Jumat 6 Agustus 2021.

Harapannya, pengembangan softskill dan karakter melalui merdeka belajar kampus merdeka, mahasiswa memiliki pengalaman dan kemampuan khusus dalam memecahkan sebuah persoalan baik di perusahaan maupun di tengah masyarakat. “Kita harapkan nantinya setelah lulus, mereka bisa mengatakan aku bisa ini, bukan aku sudah belajar ini. Jika hanya mengandalkan ijazah tanpa hardskill, softskill dan karakter sangat disayangkan,”kata Wikan.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Mahasiswa bisa mengikuti berbagai program Merdeka Belajar yang akan dihitung sebagai kredit mata kuliah dan masuk di transkrip nilai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *