Fisikawan Steven Weinberg, yang memenangkan hadiah Nobel pada 1979 karena membuka misteri partikel kecil dan interaksi elektromagnetiknya, meninggal pada Jumat, 23 Juli 2021. Dia meninggal di usia 88 tahun.
“Seorang profesor di kampus sejak 1980-an, Weinberg meninggal Jumat di Austin, Texas,” ujar juru bicara University of Texas, Amerika Serikat, Christine Sinatra yang mengetahui langsung dari istri Weinberg, Louise.
Menurut Sinatra, dikutip Fox News, Minggu, 25 Juli 2021, Weinberg sebenarnya telah dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu, tapi penyebab kematiannya tidak diketahui.
Pada tahun 1979, Weinberg berbagi hadiah Nobel dalam fisika dengan ilmuwan Abdus Salam dan Sheldon Lee Glashow. Pekerjaan mereka meningkatkan pemahaman tentang bagaimana segala sesuatu di alam semesta berhubungan.
Fisikawan teoretis di California Institute of Technology, Sean Carroll, menerangkan pekerjaan mereka membantu fisikawan menyatukan dua dari empat kekuatan alam, kekuatan subatomik yang dikenal sebagai kekuatan nuklir. Dia juga menjelaskan bahwa hal itu semua tentang memahami hukum alam pada tingkat yang dalam.
“Kami adalah makhluk yang ingin tahu dan kami ingin tahu bagaimana alam semesta di sekitar kita bekerja,” kata Carroll.
Karya Weinberg dibangun di atas karya Albert Einstein, menurut fisikawan teori string Columbia University, Brian Greene. Idenya, dia berujar, adalah bahwa semua kekuatan alam mungkin sebenarnya adalah kekuatan yang sama.
“Itu adalah mimpi yang dimiliki Einstein, bahwa semuanya mungkin utuh. Weinberg mendorong ide ini ke depan dengan menunjukkan (dua kekuatan) adalah kekuatan yang sama,” tutur Greene.
Weinberg, Salam dan Glashow—bekerja secara terpisah—diberi penghargaan atas kontribusi mereka pada teori interaksi lemah dan elektromagnetik terpadu antara partikel elementer, termasuk juga prediksi arus netral yang lemah, menurut situs web Hadiah Nobel.
Weinberg adalah seorang peneliti di Columbia University dan University of California, Berkeley, pada awal karirnya. Dia kemudian bertugas di Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology sebelum bergabung dengan University of Texas pada tahun 1982, mengajar fisika dan astronomi.
Presiden University of Texas, Jay Hartzell, dalam sebuah pernyataannya menjelaskan, meninggalnya Weinberg merupakan kehilangan bagi University of Texas dan masyarakat. “Profesor Weinberg membuka misteri alam semesta bagi jutaan orang, memperkaya konsep manusia tentang alam dan hubungan kita dengan dunia,” ujar Hartzell.
Weinberg meninggalkan seorang istri dan seorang putri, dan prosesi pemakaman tidak diumumkan.
FOX NEWS | UNIVERSITY OF TEXAS | LIVE SCIENCE