
Jangan Diremehkan, Ternyata Ini Dampak Terjebak dalam Sandwich Generation
- by admin
Sandwich generation merupakan sebuah fenomena yang cukup kuat mengakar dalam kehidupan masyarakat yang ada di Indonesia. Di negara berkembang memang tidak dapat dipungkiri jika seandainya persoalan yang berhubungan dengan ekonomi atau keuangan memang rentan terjadi, karena mayoritas masyarakat merupakan orang-orang dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, jadi bukan hal yang mustahil untuk terjebak generasi sandwich, yaitu sebuah kondisi ketika satu orang harus memikul tanggung jawab ganda terhadap dua generasi sekaligus.
Terkadang untuk menghidupi diri sendiri saja sudah sulit, apalagi jika seandainya dipaksa untuk memiliki tanggung jawab terhadap dua generasi sekaligus, tentunya beban Anda jadi semakin banyak bukan. Hal ini memang cukup umum terjadi pada masyarakat yang belum siap secara financial, namun kemudian sudah memilih untuk berumah tangga. Akibatnya membuat beban keuangan yang seharusnya ditanggung sendiri harus dilimpahkan kepada orang tua.
Stabilitas financial memang menjadi hal utama yang patut dikuatkan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berkeluarga. Karena jika seandainya tidak Anda bisa terjebak dalam generasi roti lapis ini. Bahkan kebanyakan diantara keluarga yang sebenarnya terjebak dalam generasi tersebut adalah karena sudah turun temurun dari generasi sebelumnya serta agak sulit jika seandainya harus keluar dari fenomena ini.
Ketika Anda sudah terjebak dalam sandwich generation upayakan sebaik-baiknya agar bisa keluar dari sana, karena ia juga memiliki dampak dalam hidup, diantaranya adalah
- Memiliki tingkat stres tinggi, orang-orang yang terjebak dalam generasi sandwich ini memang memiliki tingkat stres lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak. Bagaimanapun hal ini terjadi karena memang mereka dituntut untuk menyeimbangkan peran untuk merawat anak serta orang tuanya sekaligus, serta beban financial yang ditanggung juga lebih banyak. Otomatis hal tersebut membuat orang-orang ini terkadang bahkan tidak memikirkan dirinya sendiri, sehingga bukan hal yang mengherankan jika seandainya tingkat stres maupun depresi yang dialami cukup tinggi.
- Burnout, burnout ini adalah sebuah kondisi ketika seseorang mengalami kelelahan baik itu secara fisik maupun secara mental sekaligus. Agar bisa mencukupi kebutuhan hidup dua generasi memang membutuhkan kerja keras, sehingga terkadang generasi roti lapis tidak punya banyak waktu untuk istirahat atau untuk dirinya sendiri, hal ini menciptakan sebuah kelelahan baik itu secara fisik maupun juga mental, karena fisik dipaksa untuk terus bekerja setiap hari, ditambah dengan mental yang juga lelah karena tidak punya waktu untuk diri sendiri, sera dipaksa bersosialisasi dengan banyak orang.
- Rasa bersalah serta tidak puas, meskipun mereka sudah bekerja keras, bahkan terkadang sampai tidak punya waktu untuk istirahat, namun tetap akan muncul rasa bersalah atau kurang puas. Karena bagaimanapun juga semua hasil kerja keras tersebut habis begitu saja tanpa sisa, karena digunakan untuk membiayai semua keperluan, bahkan terkadang diri sendiri tidak merasakannya. Sehingga bukan hal yang mustahil jika seandainya hal ini akan membuat orang-orang tersebut lebih mudah dalam menyalahkan diri sendiri, serta belum bisa menghargai apa yang selama ini sudah dikerjakannya, tampak tidak ada hasil.
- Muncul perasaan mudah khawatir, munculnya rasa khawatir ini terjadi karena banyak pikiran, ada rasa takut tidak bisa memenuhi tanggung jawab mereka kepada anak maupun juga orang tua, apalagi dengan hasil kerja yang tidak tampak, semuanya selalu habis begitu saja. Sehingga generasi roti lapis ini akan selalu diliputi dengan kecemasan atau kekhawatiran dalam hidupnya. Jika seandainya kecemasan ini diabaikan juga dapat mendatangkan depresi. Perasaan semacam ini sebenarnya dapat dikurangi ketika Anda mau untuk membagikan beban yang dimiliki dengan orang lain.
Lebih baik menghindari sandwich generation atau mencoba keluar dari sana, dibandingkan dengan harus merasakan dampaknya. Mulailah dengan memperbaiki kondisi financial diri sendiri, agar nantinya bisa terlepas dari generasi tersebut, karena faktor utama penyebabnya memang kurangnya literasi tentang keuangan. Sehingga membuat mereka tidak mampu mengelola uang dengan benar, akibatnya bukan hanya dirasakan oleh diri sendiri, melainkan juga anak cucu kedepannya, pikirkan baik-baik mengenai financial sebelum memulai untuk berumah tangga.
Sandwich generation merupakan sebuah fenomena yang cukup kuat mengakar dalam kehidupan masyarakat yang ada di Indonesia. Di negara berkembang memang tidak dapat dipungkiri jika seandainya persoalan yang berhubungan dengan ekonomi atau keuangan memang rentan terjadi, karena mayoritas masyarakat merupakan orang-orang dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, jadi bukan hal yang mustahil untuk terjebak generasi sandwich, yaitu…